RSS

Mau buat buku tamu ini ?
Klik di sini

Kamis, 12 September 2013

CONTOH RESENSI BUKU


Judul Buku         :      Danau Satonda (Cerita Rakyat Dompu-NTB)
Penulis                :     Abdul Haris
Penerbit               :     CV. Mahani Persada
Cetakan               :     II, Januari 2007
Tempat Terbit     :      Mataram, NTB
Tebal                    :     vii + 32 halaman
Ukuran Buku                  :     20,5 cm x 14,5 cm
Ilustrasi Sampul :     Buku ini dikemas dengan sampul buku yang berisi gambar ilustrasi yang didominasi warna biru dan dipadu-padankan dengan warna putih memberi kesan yang sederhana namun menarik. Kumpulan air berwarna biru muda terhampar di bawah pegunungan dengan warna biru tua yang memberi kesan tampak dari kejauhan, terdapat juga sepasang awan berwarna putih pada sisi kiri dan kanannya. Pada sampul, tertulis judul dengan kata “Danau” berwarna hitam, sedangkan kata “Satonda” dengan ukuran huruf yang lebih besar dan  jenis huruf yang berbeda dengan gaya lebih dinamis dibumbui warna merah menyala dan warna abu-abu di tepinya yang menumbuhkan kesan bayangan pada tulisan sehingga tampak seperti tiga dimensi. Di bawah kata “Satonda” tertulis keterangan asal cerita yakni “Cerita Rakyat Dompu-NTB” dengan ukuran huruf yang lebih kecil dan jenis huruf yang berbeda berwarna hitam.

Menyelami buku “Danau Satonda”, pembaca seolah-olah dibawa ke kawasan gunung Tambora dan sekitar danau Satonda yang merupakan tempat berlangsungnya cerita. Penggambaran latar yang sangat kuat menjadi salah satu nilai lebih dari buku ini. Cerita rakyat Dompu yang mengisahkan asal muasal danau Satonda yang konon terbentuk dari air mata penyesalan Santonda akibat memaksakan cintanya kepada ibu kandungnya sendiri, mengalir ke sebuah lekukan menyerupai kawah berisi air hingga airnya menjadi sangat asin.
Cerita disajikan dengan rangkaian alur peristiwa yang lengkap dalam gaya bahasa yang indah dan sangat mudah untuk dipahami sehingga dapat membantu meningkatkan daya imaginatif pembaca. Cerita yang sarat akan  makna dan nilai ini tentu sangat bermanfaat. Amanat cerita tergambar jelas dalam setiap bagian cerita, tentang kasih sayang orang tua, pentingnya  berbakti pada orang tua, dan dampak buruk dari kelalaian serta memaksakan kehendak pada orang lain. Buku ini juga dilengkapi beberapa gambar ilustrasi sebagai media grafis yang akan memudahkan pemahaman ulasan cerita khususnya untuk kalangan anak-anak.
Kelemahannya adalah penulis kurang mampu membangkitkan rasa ingin tahu atau rasa penasaran pembaca. Pembaca terkesan hanya disuapi tanpa ada stimulus untuk berpikir kelanjutan dari cerita. Misalnya pada suatu paragraf tertulis: Ari Mantika mengerutkan dahinya, ia cukup heran akan kata terakhir suaminya. Pembaca sudah dapat menebak bahwa suami Ari Mantika akan mati.
Namun, dengan adanya buku ini, pembaca dapat meningkatkan wawasan cerita lokal, untuk menina bobokan anak-anak sebelum tidur, dan nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya dapat menjadi bekal pembaca dalam meniti kehidupan.